Translate

Minggu, 20 Mei 2012

Chinta Phinz
















METODE PENELITIAN

Persaingan antara Ponsel China dengan Blackberry






LOGOUNINDRA



Kelompok 4
 















·      Ika Marleni (200814500319)
·      Ria Putri Riawan (200814500315)
·      Shinta Aryani Saputri (200814500369)
·      Dian Lestari (200814500349)
·      Eka Kurniasih (200814500364)


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
Jln.Nangka No.58 Tanjung Barat,Jagakarsa Jakarta Selatan
Telp.(021) 78835283-7818718 Fax: (021) 78835283

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul  Persaingan Antara Ponsel China dengan Blackberry”  ini kami tulis untuk memenuhi salah satu tugas guna memperoleh nilai tugas yang diberikan oleh Bapak Bambang Rusamseno, M.Si. selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik bentuk, isi, maupun sistematika penulisan dan penyajiannya.
Oleh sebab itu, kritikan dari pembaca yang bersifat membangun, sangat kami harapkan dan kami terima dengan tangan terbuka. Semoga kehadiran makalah ini, memenuhi dan bermanfaat bagi pembaca.





     Jakarta,    November  2010




 Penulis





DAFTAR ISI

Kata pengantar ...........................................................................................................        i
Daftar isi............................................................................................................................... ii
BAB  I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah.............................................................................................. 1
1.3. Perumusan Masalah............................................................................................ 1
1.4. Hipotesis................................................................................................................. 2
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1. Teori Mengenai Impor......................................................................................... 3
2.2. Kerangka Berpikir................................................................................................. 3
BAB III Metodologi
3.1. Tujuan Operasional..................................................................................... ...... 4
3.2. Metode Penelitian................................................................................................ 4
3.3. Teknik Pengumpulan Data................................................................................ 4
3.4. Teknik Analisa Data............................................................................................. 4
BAB IV Hasil Penelitian
4.1. Perbandingan antara Ponsel China dengan Blackberry............................. 5
4.2. Ponsel China merupakan pesaing kuat produk Impor.......................... ...... 6
4.3. DEPKOMINFO ancam hentikan Blackberry............................................ ...... 7
BAB V Penutup
5.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 9
5.2. Saran ..................................................................................................................... 9
Lampiran.......................................................................................................................        10
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Pada umumnya, kehidupan seseorang penuh dorongan dan minat untuk mencapai atau memiliki sesuatu yang dikehendakinya baik berupa kebutuhan primer ataupun kebutuhan sekunder, kebutuhan – kebutuhan tersebut bisa diperoleh dengan berbagai cara salah satunya seperti Impor. Dalam kesempatan ini kami akan membahs tentang “Persaingan antara Ponsel China dengan Blackberry” di Indonesia.
Judul Penelitian kami tentang persaingan antara ponsel China dan Blackberry di Indonesia. Bertujuan agar kami dan para pembaca dapat menambah pengetahuan tentang  perbandingan antara ponsel China dengan Blackberry, yang ada kaitannya dengan kebutuhan – kebutuhan manusia.
Dalam penelitian ini kami menggunakan cara Literatur ( mengutip dari berbagai sumber ) yang ada kaitannya dengan persaingan antara ponsel China dengan Blackberry.

1.2.    Identifikasi  Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut:
1.  Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perdagangan bebas?
2.  Apa yang dimaksud dengan perdagangan bebas?
3.  Jelaskan Perbandingan antara ponsel China dengan Blackberry?
4.  Apakah Ponsel China Pesaing Kuat Produk Impor?
5.  Depkominfo Ancam Hentikan Blackberry!

1.3.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka dapat diperoleh permasalahan, yaitu:
1.    Dari segi kuantitatif manakah volume penjualan yang lebih tinggi antara ponsel China dengan Blackberry?
1.4.    Hipotesis
Perbandingan antara ponsel China dengan Blackberry:
Ponsel china lebih laris dipasaran daripada blackberry, karena harganya yang terjangkau tetapi memiliki fitur dan aplikasi yang tidak kalah dengan Blackberry. Akan tetapi dari segi kualitas Blackberry sudah menempati tingkat teratas dan sudah terlihat dari segi harganya yang mahal. Konsumen Blackberry rata - rata hanya dari golongan menengah ke atas sedangkan ponsel  China rata – rata digunakan oleh konsumen dari golongan menengah ke bawah, dalam hal ini impor barang Kanada lebih unggul kualitasnya dibanding barang China. Tingkat penjualan tertinggi ponsel China mencapai 35 – 40 juta unit/tahun, sedangkan tingkat penjualan tertinggi ponsel Blackberry hanya 10,5 juta unit/tahun.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.   Teori Mengenai Impor
“Cost Comparative Advantage (Labor efficiency)”  dari David Ricardo
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang / tidak efisien.

2.2.    Kerangka Berpikir
Penelitian ini dimulai dengan menentukan tema yang dipilih yaitu Impor, kemudian kami membuat sebuah judul yang berkaitan dengan tema yaitu “ Persaingan antara Ponsel China dengan Blackberry di Indonesia”. Dalam penyusunan ini kami memakai metode Eksplansi ( penjelasan ) yaitu menggunakan data yang sama, menjelaskan hubungan kausal antara variable melalui pengujian hipotesis.
  



BAB III
METODOLOGI

5.1.    Tujuan Operasional
Tujuan adanya penelitian ini adalah ingin mengetahui perbedaan produk Impor China dengan produk impor dari negara lain.

5.2.    Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanasi ( penjelasan ). Menggunakan data yang sama, menjelaskan hubungan kausal antara variable melalui pengujian hipotesis.

5.3.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang  dipakai adalah Literatur yaitu mengutip dari berbagai sumber,  selain itu juga memperoleh data langsung dari lapangan.

5.4.    Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan data Kuantatif yaitu melihat dari banyaknya jumlah konsumen.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1.    Perbandingan antara ponsel China dengan Blackberry
4.1.1.   Ponsel China
Seperti biasa, kesuksesan pemasaran suatu merek ponsel  pasti akan diikuti oleh merek lain. Berkaca pada sukses BlackBerry, ponsel China yang sebelumnya berkiblat pada Nokia pun berlomba-lomba membuat produk yang mirip dengan menempelkan embel-embel “Berry”. Sebut saja, NexianBerry, MicXonBerry, MitoBerry, BlueBerry dan yang lainnya. Hampir setiap minggu keluar produk-produk baru yang dibuat sedemikian mirip dengan ponsel BlackBerry buatan Kanada ini–tentunya dengan harga yang jauh lebih murah. Dan ternyata, sukses.
Tak hanya BlackBerry yang diantri calon pembeli. “Berry” jadi-jadian ini pun sama. Meski yang mengantri ponsel ini level pembelinya jelas tak sama dengan pengantri BlackBerry. Tapi tetap saja, peminatnya tak kalah banyak. Meski tanpa fitur BlackBerry Messenger, ponsel China merek lokal mayoritas dicari pembeli karena ada fitur Facebook dan Yahoo Messenger. Dari situ saja operator sudah cukup senang membayangkan trafik data yang akan lalu-lalang dari ponsel itu. Belum lagi dari trafik suara (voice call) dan pesan pendek (SMS).
Seperti yang terjadi pada BlackBerry, hampir setiap peluncuran ponsel China tipe Qwerty, terjual sampai puluhan ribu unit. Satu hal yang sangat jarang terjadi tahun-tahun sebelumnya. Maka jangan heran, jika total impor ponsel ke Indonesia pada tahun ini–yang diperkirakan mencapai 35-40 juta (20%) peredarannya dikuasai ponsel China.
Geliat ponsel China nyatanya belum akan berhenti di sini. Kabarnya, para importir ponsel China itu tengah menyiapkan sejumlah aplikasi, dimana salah satunya untuk chatting seperti BlackBerry Messengger kepunyaan RIM dan bisa terhubung ke seluruh ponsel China yang ada di pasaran.
BlackBerry dan ponsel China telah menjadi kiblat baru operator telekomunikasi dalam upaya mengakuisisi pelanggan baru lewat aksi bundling ponsel.

4.1.2.   BlackBerry
Meski seri BlackBerry yang masuk ke Indonesia tak bisa dibilang banyak, namun tetap saja ponsel ini tak pernah sepi peminat. Mulai dari seri Curve 8310, 8320, 8900 (Javelin), 8520 (Gemini), Bold 9000, Storm 9500, dan terakhir Onyx 9700.
Lihat saja, setiap BlackBerry baru diluncurkan, harganya hampir selalu di atas Rp 5 juta. Dan anehnya, ponsel ini tetap saja laku keras. Wajar jika kemudian RIM panik begitu mendapat larangan impor barang akibat kasus purna jual. terlalu khawatirnya, Dubes Kanada pun sampai rela turun tangan langsung untuk menyelesaikan kasus ini. Pantas saja, BlackBerry merupakan penghasil pajak terbesar Kanada, dan Indonesia telah menjadi salah satu “lumbung uang” terbesar mereka. Itu sebabnya, Indonesia kini jadi negara pertama di Asia yang dapat perhatian ekstra dari RIM saat meluncurkan BlackBerry. Apapun serinya. Praktik ini sebelumnya sempat dilakukan Nokia untuk Communicator saat sedang jaya-jayanya di Indonesia.
Sebenarnya, fitur andalan yang ditawarkan BlackBerry tak banyak. Hanya seputar email gegas (push email), percakapan instan (BlackBerry Messenger, Yahoo Messanger, Google Talk, MSN, dan lainnya), serta jejaring sosial (Facebook, Twitter, dan lainnya).
Jika dilihat pemasaran handphone, praktis ponsel yang terlihat benar-benar laku keras cuma BlackBerry dan ponsel China. Tingkat penjualan tertinggi ponsel Blackberry hanya 10,5 juta unit/tahun.
  Smartphone seperti Nokia, Samsung, LG, atau bahkan iPhone yang semula diperkirakan booming, terkesan adem-ayem. Angka penjualan lini ponsel pintar ini tak sebegitu “wah” layaknya BlackBerry dan ponsel China.

4.2.    Ponsel China Pesaing Kuat Produk Impor
Ketika hampir semua industri lokal di Indonesia kisruh atas realisasi perjanjian zona perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan Cina (ACFTA), hanya perusahaan handphone lokal Indonesia. Perusahaan Nexian asal Indonesia seakan tidak terpengaruh dengan berbagai harga miring produk buatan Cina yang semakin membanjiri pasar pasca pemberlakuan ACFTA. Dalam pemberlakuan perjanjian lalu mengenai penghapusan bea masuk, secara otomomatis membuat produk industri rumahan Cina mengancam eksistensi industri besar lokal. Terutama, bagi pengusaha yang selama ini menikmati berbagai jenis fasilitas dan proteksi dari pemerintah menjadi kelabakan.
Bahkan ketika, terjadi “demam” BlackBerry dengan percaya diri Nexian membuat terobosan produk NexianBerry dengan mengembangkan rumus “Qwerty Keypad“. Qwerty keypad merupakan rumusan baku peletakan tombol huruf pada keyboard atau mesin tik. Produk NexianBerry yang awalnya dipandang sebelah mata, berhasil mencapai prestasi penjualan tertinggi yaitu sebanyak 1,8 juta unit sebulan atau hampir 21 hingga 22 juta unit setahun.
Bahkan berdasarkan data penjualan distributor besar di Jawa Barat, tahun lalu setiap bulannya produk Nexian diklaim terjual rata-rata sebanyak 120.000 unit lebih besar dibanding Nokia yang hanya mencapai 80.000. Martono Jaya Kusuma pun mengklaim, baru pertama kali begitu banyak konsumen menginginkan produk Nexian dengan pemesanan seperti halnya penjualan Nokia tipe E90, dua tahun lalu.
Semoga saja kelak Nexian mampu menembus pasar Cina, bahkan internasional. Membawa bendera bangsa Indonesia yang selama ini hanya dikenal sebagai penikmat produk asing.

4.3.   Depkominfo Ancam Hentikan Blackberry
Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) mengancam akan menghentikan sementara waktu impor atas produk ponsel cerdas itu, bila produsen Blackberry RIM, atau distributor RIM tidak mematuhi peraturan perlindungan konsumen di Indonesia.
Jaminan kepada pemerintah tentang perlindungan konsumen di Indonesia. Kalau jaminan itu ternyata tidak bisa dipenuhi, dan kondisinya makin memburuk, bukan tidak mungkin importasi BlackBerry kami hentikan sementara. Saat ini Depkominfo telah menolak permohonan baru RIM untuk memperoleh sertifikasi. Sesungguhnya Depkominfo telah menerima permohonan baru lagi dari RIM untuk memperoleh sertifikasi. Namun demikian terpaksa ditolak sampai dengan terpenuhinya persyaratan after sales services (layanan purna jual).
Pihaknya mengaku sangat mengapreasiasi beberapa pemberitaan yang muncul di media massa bahkan hingga detik ini karena merepresentasikan sebagian keluhan pengguna terhadap after sales services perangkat BlackBerry.

















BAB V
  Penutup

5.1.   Kesimpulan
Dari hasil penelitan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa ponsel china lebih laris dipasaran daripada blackberry, karena harganya yang terjangkau tetapi memiliki fitur dan aplikasi yang tidak kalah dengan Blackberry. Akan tetapi dari segi kualitas Blackberry sudah menempati tingkat teratas dan sudah terlihat dari segi harganya yang mahal.
Konsumen Blackberry rata - rata hanya dari golongan menengah ke atas sedangkan ponsel  China rata – rata digunakan oleh konsumen dari golongan menengah ke bawah, dalam hal ini impor barang Kanada lebih unggul kualitasnya dibanding barang China.
Tingkat penjualan tertinggi ponsel China mencapai 35 – 40 juta unit/tahun, sedangkan tingkat penjualan tertinggi ponsel Blackberry hanya 10,5 juta unit/tahun.

5.2.   Saran
Menurut kami seharusnya kita mengurangi pemakaian produk Impor dan lebih menghargai produk-produk dalam negeri yang mutu dan kualitasnya tidak jauh berbeda dari produk impor. Dan sebaiknya pemerintah membatasi produk yang masuk ke Indonesia, agar produk dalam negeri lebih maju dan berkembang dipasaran.





LAMPIRAN




DAFTAR PUSTAKA

Irwin, douglas A.2001.Mengejar pasang against the tide.Bandung: Angkasa.