Translate

Selasa, 15 Mei 2012


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan tidak dapat dipisahkan dari diri manusia. Pendidikan dapat kita peroleh dari lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan dan masyarakat. Sehingga dimanapun kita berada kita dapat belajar tentang segala hal. Proses belajar yang kita alami disebut pendidikan. Pendidikan tidak hanya didapat dari belajar saja akan tetapi bisa juga didapat dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Dari pengalaman itu kita bisa tahu dan merasakan pelajaran apa yang perlu kita ambil.
Seperti yang telah tercantum dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) yaitu setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Dan ayat (3) yang menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan bangsa melalui pendidikan.  Sehingga pemerintah harus ikut membantu memajukan pendidikan di Indonesia karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Generasi yang cerdas dapat merubah suatu bangsa menjadi lebih baik lagi, begitupun sebaliknya generasi yang tertinggal akan membuat bangsanya menjadi tertinggal juga. Sehingga keberhasilan bangsa di masa yang akan datang dapat kita lihat dari pendidikan yang di dapat generasi sekarang.
Banyak faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak, diantaranya faktor keluarga, lingkungan, pergaulan dan faktor ekonomi. Tetapi faktor keluargalah yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan seorang anak. Dimana keluarga mempunyai peranan yang sangat besar dalam pembentukan karakter anak, selain itu keluarga adalah orang terdekat anak yang dapat memberikan pengertian dan perhatian kepada anak. Pendidikan yang diberikan orang tua sangat menentukan tingkat keberhasilan seorang anak disekolah. Keluarga adalah tempat pertama kali anak dikenalkan tentang siapa dirinya dan juga sebagai tempat anak memperoleh kasih sayang dan perlindungan. Di dalam mengasuh anak-anaknya orangtua menanamkan nilai-nilai yang baik dalam diri anak agar mampu bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih besar, selain beberapa fungsi diatas keluarga juga memiliki fungsi sebagai sumber keuangan anak dalam menjalani masa pendidikan formalnya yaitu sekolah.
Selain itu faktor lingkungan tidak dapat kita pisahkan dari perkembangan anak, lingkungan adalah faktor eksternal yang mampu sedikit banyak ikut membantu kepribadian anak, kita mengenal ada tahap sosialisasi primer dan tahap sosialisasi sekunder, sosialisasi primer adalah proses sosialisasi yang terjadi pada lingkungan primer yaitu keluarga, sedangkan sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi yang terjadi pada lingkungan yang lebih besar yaitu teman bermain, sekolah, dan masyarakat. Di dalam lingkunganya anak dikenalkan tentang hal-hal pokok yang bermanfaat bagi kehidupanya kelak. Setelah dikenalkan tentang hak dan kewajiban anak secara sederhana pada anak, maka anak mulai dikenalkan pada lingkungan bermain agar mereka tidak merasa kesepian dan menyeimbangkan kebutuhan psikis mereka, pada tahap ini biasanya anak bertemu teman-teman sebayanya untuk bermain bersama, apa yang mereka temukan dari temanya tersebut besar kecil akan mempengaruhi perkembanganya oleh karena itu dibutuhkan pengawasan yang baik dari orangtua untuk anaknya agar tetap bertindak sesuai dengan harapan masyarakat
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kecerdasan anak adalah Pendidikan Orang Tua. Seperti kata pepatah “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Orang tua yang cerdas cenderung memiliki anak yang cerdas juga, dan orang tua dengan tingkat intelegensi yang kurang cenderung memiliki anak dengan intelegensi yang kurang pula. Sehingga pendidikan orang tua juga sangat mempengaruhi caranya mendidik anak. Selain itu Pendidikan Orang Tua juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak. Kemampuan kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Orang tua dengan tingkat pendidikan yang tinggi cenderung lebih memperhatikan prestasi dan kemampuan anaknya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Kemampuan Kognitif Anak di Perumahan Bukit Waringin RT 15 RW 10”
B.     IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka masalah penelitian yang dapat di identifikasi adalah:
1.      Adakah pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap kemampuan kognitif anak di perumahan bukit waringin RT 15 RW 10?
2.      Seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap kemampuan kognitif anak di perumahan bukit waringin RT 15 RW 10?
3.      Bagaimanakah tingkat prestasi anak di perumahan bukit waringin RT 15 RW 10?
4.      Bagaimanakah cara orang tua menyikapi masalah kesulitan pelajaran yang dihadapi anaknya di sekolah?
5.      Adakah pengaruh perhatian orang tua terhadap kemampuan kognitif anak?
6.      Faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan kognitif anak?
C.    PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti membatasi permasalahan yang akan yaitu:
1.      Adakah pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap kemampuan kognitif anak di perumahan bukit waringin RT 15 RW 10?
2.      Seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap kemampuan kognitif anak di perumahan bukit waringin RT 15 RW 10?
3.      Adakah pengaruh perhatian orang tua terhadap kemampuan kognitif anak?
D.    PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka masalah penelitian yang dapat dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya adalah: Adakah pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap kemampuan kognitif anak di perumahan bukit waringin RT 15 RW 10?
E.     TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap kemampuan kognitif anak di perumahan bukit waringin RT 15 RW 10.
F.     KEGUNAAN PENELITIAN
1.      Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap kemampuan kognitif anak di perumahan bukit waringin RT 15 RW 10. Selain itu dengan melakukan penelitian banyak informasi yang peneliti dapatkan sehingga dapat memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap kemampuan kognitif anak.
2.      Bagi warga perumahan Bukit Waringin RT 15 RW 10
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada warga perumahan Bukit Waringin RT 15 RW 10, sehingga warga tahu apa yang mempengaruhi kemampuan kognitif anaknya. Dan warga dapat lebih memperhatikan kemampuan kognitif anak agar lebih meningkat kemampuan dan prestasinya.
3.      Bagi Universitas Indraprasta PGRI
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kepustakaan dan dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian yang sejenis.
G.    SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika pembahasan merupakan rangkuman sementara dari sisi skripsi, yakni suatu gambaran tentang isi skripsi secara keseluruhan dan dari sistematika itulah dapat dijadikan satu arahan bagi pembaca untuk menelaahnya. Secara berurutan dalam sistematika ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II  LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
Pada bab ini diuraikan landasan teori penelitian, yaitu landasan teori yang menggambarkan dari beberapa teori yang berhubungan dengan skripsi ini, kerangka berpikir dan hipotesis yaitu kesimpulan sementara tentang penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang metode penelitian, penentu obyek penelitian yang terdiri atas populasi, sampel, sampling, metode pengumpulan data, uji   instrumen, uji asumsi dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang deskripsi data hasil penelitian, pengolahan data hasil penelitian / pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan sebuah penelitian dan saran untuk beberapa pihak yang mungkin dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN





BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A.    LANDASAN TEORI
1.      Hakikat Tingkat Pendidikan Orang Tua
Ada sejumlah faktor  yang mempengaruhi perkembangan peserta didik. Menurut Santrok dalam Slavin (1997), aspek yang mempengaruhi perkembangan itu adalah  keturunan / genetik dan lingkungan. Para ahli genetik menyatakan kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan. Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan (diturunkan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 persen.
Tingkat kecerdasan orang tua sangat berpengaruh terhadap caranya mendidik anak. Orang tua dengan tingkat pendidikan tinggi sangat memperhatikan perkembangan kemampuan anaknya disekolah dibanding dengan orang tua yang pendidikannya kurang tinggi.
a.       Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No. 20 Tahun 2003).
Menurut Rousseu “Pendidikan adalah memberi kita pembekalan yang tidak didapat pada masa anak-anak, tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa”
M. Ngalim Purwanto (2006:10) mengatakan bahwa “pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat”.
Sedangkan menurut GBHN “pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian didalam dan luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pengertian pendidikan menurut pandangan penulis adalah suatu usaha yang secara sengaja atau tidak sengaja dilakukan orang dewasa terhadap anak-anak, yang secara tidak langsung menimbulkan reaksi dan interaksi yang dapat membantu perkembangan anak dalam mencapai cita-cita.
Tiap-tiap bangsa dan negara sependapat tentang pokok-pokok tujuan pendidikan yaitu mengusahakan agar setiap manusia mendapatkan pendidikan yang layak, sehat jasmani dan rohani, memiliki budi pekerti yang baik, dan sebagainya. Sehingga dapat mencapai kesempurna dan kebahagiaan lahir dan batin.
Tujuan pendidikan menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab II yaitu Dasar, Fungsi, dan Tujuan, pasal 3 yang berbunyi “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggungjawab”.
Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Menurut PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1 (2) “Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi”. Jalur pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Menurut PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 (3) “Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan jalur pendidikan informal merupakan pendidikan yang diselenggarakan atau dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan formal terdiri dari:
1)      Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan bentuk alin yang sederajat.
2)      Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan kelanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum (SMU) dan kejuruan (SMK) dan bentuk lain yang sederajat.
3)      Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang lanjutan dari pendidikan menengah yang berbentuk perguruan tinggi. Perguruan tinggin dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas.
b.      Pengertian Orang Tua atau Keluarga
Orang tua berarti “ibu dan ayah kandung, orang yang sudah tua, orang yang dianggap tua (pandai, cerdik)”. (Poerwodarminto, 2002:688). Sedangkan menurut Thamrin Nasution dkk (1989:1) yang dimaksud dengan orang tua adalah “setiap orang tua yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut dengan ibu-bapak”.
Hubungan orang tua dan anak dalam penelitian ini adalah sebagai pendidik, pengawas, pelindung, penanggung jawab pendidikan dan kebutuhan anak dan keluarganya.
Keluarga menurut Ki Hajar Dewantara dalam Abu Ahmadi (1997:95). “keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya”.
Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan grup, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi angotanya. Dan keluargalah sudah barang tentu yang pertama-tama pula menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya serta keluarga yang lain adalah orang-orang yang pertama pula untuk mengajar pada anak-anak mengadakan kontak dan yang pertama pula untuk mengajar pada anak-anak itu sebagaimana dia hidup dengan orang lain sampai anak-anak memasuki sekolah, mereka itu menghabiskan seluruh waktunya di dalam unit keluarga. (Abu Ahmadi, 1997:108).

Jadi keluarga dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai sekelompok orang yang pertama mewarnai pribadi anak, hal ini karena di dalam keluarga akan ditanamkan nilai-nilai dan norma-norma hidup yang positif, yang pada akhirnya akan dipakai oleh anak-anak sebagai pedoman dalam bermasyarakat. Pendidikan anak juga akan dipengaruhi oleh kondisi keluarganya.
c.       Pengertian Tingkat Pendidikan Orang Tua
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, (2001:342) yaitu “Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan akhir yang dimiliki orang tua, apakah itu tingkat pendidikan SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi/Universitas”
Tingkat pendidikan formal orangtua sangat berpengaruh terhadap caranya bergaul dengan lingkungan dan caranya mendidik anak, selain itu tingkat pendidikan orang tua juga sangat mempengaruhi cara orang tua dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga termasuk kebutuhan akan pendidikan. Dengan ekonomi yang baik maka anak akan mendapatkan sarana dan prasarana belajar yang lebih baik dan kebutuhan gizinya pun tercukupi. Begitupun sebaliknya, jika pendidikan orang tua rendah maka tingkat ekonomi keluarga juga rendah. Sehingga anak tidak mendapat sarana dan prasarana belajar yang memadai.
 Dari uraian diatas penulis menarik kesimpulan bahwa tingkat pendidikan orang tua sangat penting bagi anak, terutama bagi pendidikan anak yang mencakup kemampuan kognitif anak. Orang tua mempunyai pengaruh yang dominan dalam keberhasilan anaknya karena orang tua yang bertanggungjawab terhadap keseharian anaknya. Orang tua yang membimbing, mengasuh, membina. Memelihara, memimpin dan menjadi guru untuk anak-anaknya.
d.      m
2.      Hakikat Kemampuan Kognitif Anak
a.       Pengertian Kognitif
Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, menegtahui dan memecahkan masalah. Menurut Bloom (1956) tujuan domain kognitif terdiri atas enam bagian yaitu: Pengetahuan (knowledge), Pemahaman (comprehension), Penerapan (application), Analisis (analysis), Sintesa dan Evaluasi (evaluation).
1)      Pengetahuan (knowledge)
Mengacu kepada kemampuan mengenal materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar.
2)      Pemahaman (comprehension)
Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berfikir yang rendah.
3)      Penerapan (application)
Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman.
4)      Analisis (analysis)
Mengacu kepada kemampun menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga  struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman maupun penerapan. 
5)      Sintesa
Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Aspek ini memerluakn tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan tingkat berfikir yang lebih tinggi daripada kemampuan sebelumnya.
6)      Evaluasi (evaluation)
Mengacu kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat kemampuan berfikir yang tinggi.
Urutan-urutan seperti yang dikemukakan di atas, seperti ini sebenarnya masih mempunyai bagian-bagian lebih spesifik lagi. Di mana di antara bagian tersebut akan lebih memahami akan ranah-ranah psikologi sampai di mana kemampuan pengajaran mencapai Introduktion Instruksional. Seperti evaluasi terdiri dari dua kategori yaitu “Penilaian dengan menggunakan kriteria internal” dan “Penilaian dengan menggunakan kriteria eksternal”. Keterangan yang sederhana dari aspek kognitif seperti dari urutan-urutan di atas, bahwa sistematika tersebut adalah berurutan yakni satu bagian  harus lebih dikuasai baru melangkah pada bagian lain.
Aspek kognitif lebih didominasi oleh alur-alur teoritis dan abstrak. Pengetahuan akan menjadi standar umum untuk melihat kemampuan kognitif seseorang dalam proses pengajaran
b.      Prinsip-prinsip teori kognitifisme
Menurut Piaget
c.       Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kognitif
d.      Cara meningkatkan kemampuan kognitif anak
B.     KERANGKA BERPIKIR






Tingkat Pendidikan Orang Tua (X):
a)      Pendidikan Ayah
b)      Pendidikan Ibu
c)      Fasilitas belajar anak
d)     Perhatian orang tua terhadap nilai anak
 


Kemampuan Kognitif anak (Y):
a)    Nilai harian Anak
b)   Raport Anak
c)    Ranah kognitif:
-  Pengetahuan
-  Pemahaman
-  Penerapan
-  Analisis
-  Sintesa
-  Evaluasi


 

 









Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang menempati peringkat kedua setelah kebutuhan pokok, terutama pada pendidikan formalnya. Banyak hal yang mempengaruhi kemampuan kognitif anak salah satunya adalah tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendidikan orang tua juga dapat mengukur cerdas tidaknya orang tua dalam mendidik anak. Orang tua yang cerdas cenderung memiliki anak yang cerdas pula begitupun sebaliknya. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa kecerdasan dapat diturunkan atau diwariskan. Untuk mengukur kecerdasan dan tingkat pendidikan orang tua kita dapat melakukan wawancara kepada Ayah dan Ibu. Dengan itu kita dapat mengetahui tingkat pendidikan dan kecerdasan orang tua. Kemudian kita ukur tingkat kecerdasan anak dan kemampuan Kognitif anak. Setelah mendapatkan hasilnya kita bisa mengetahui apakah tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anaknya atau sebaliknya
C.    HIPOTESIS
Hipotesis adalah “jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 1998: 67). Dari uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap kemampuan kognitif anak di Perumahan Bukit Waringin RT 15 RW 10. 


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

  Metode Penelitian akan meliputi kegiatan sebagai berikut:
A.    Tempat dan Waktu Penelitian
1.      Tempat Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka penulis melakukan penelitian pada Orang Tua dan Anak di Perumahan Bukit Waringin RT 15 RW 10. Penelitian akan dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan Mei 2012
2.      Waktu Penelitian
B.     Metode Penelitian
Metode dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data  adalah data kontinum. Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukuran. Karena dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui adakah pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap kemampuan kognitif anak. Dan cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan mengukuran melalui wawancara dan pengisian kuisioner terhadap orang tua dan anak, dan mengukur kemampuan kognitif anak melalui penilaian terhadap ranah kognitif yang terdiri: Pengetahuan (knowledge), Pemahaman (comprehension), Penerapan (application), Analisis (analysis), Sintesa dan Evaluasi (evaluation).      
C.    Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian” (Arikunto, 1998: 115). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh warga Perumahan Bukit Waringin RT 15. Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. (Arikunto, 1998: 117).
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2000: 56).
Besarnya sampel yang dibutuhkan adalah 80% dari warga perumahan bukit waringin RT 15 RW 10. Dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi.
D.    Metode Pengumpulan Data
“Metode pengumpulan data merupakan suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilaksanakan secara sistematis dengan prosedur yang standar” (Arikunto, 1998 : 225).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Metode Dokumentasi
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, “peneliti menyelidiki benda-benda   tertulis seperti buku-buku, catatan harian dan sebagainya”. (Arikunto,1998 : 236).
2.      Metode Tes
Dalam melaksanakan metode tes ini peneliti memberikan soal berupa kuisioner yang yang harus dijawab oleh responden. Responden yang dimaksud adalah sampel yang terdiri dari orang tua dan anak. Metode ini bias juga disebut metode Kuesioner (angket). Metode kuesioner atau angket yaitu “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi responden dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal yang diketahui”. (Arikunto, 1998:140). Dalam penelitian ini metode kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap kemampuan kognitif anak di Perumahan Bukit Waringin RT 15 RW 10.
3.      Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya dan lebih mendalam pada responden yang jumlah sedikit. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuisioner adalah sebagai berikut:
a.       Responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.
b.      Responden dapat dipercaya.
c.       Responden dan peneliti memiliki interpretasi yang sama tentang pertanyaan-pertanyaan
   Penulis mengadakan wawancara langsung kepada orang tua dan anak untuk mengetahui kemampuan anak disekolah dan sekaligus mengetahui prestasi anak dan sistem belajar anak dirumah.
E.     Variabel dan Instrumen Penelitian
Instrumen itu merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif. Dengan masing-masing pengertian kata tersebut diatas maka instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian.
Variabel adalah “objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian”. (Arikunto, 1998: 99). Dalam penelitian ini yang menjadi variable penelitian meliputi variable bebas dan variabel terikat.
1)   Variabel Bebas (Independent Variable) (X)
Variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
Tingkat Pendidikan Orang Tua ( x):
o  Pendidikan Ayah
o  Pendidikan Ibu
o  Fasilitas belajar anak
o  Perhatian orang tua terhadap nilai anak
2)   Variabel Terikat (Dependent Variable) (Y)
Variable terikat adalah variable yang dipengaruhi oleh variable bebas. Dalam penelitian ini variable terikat (Y) adalah variable kemampuan kognitif anak yang dinilai dari:
o  Raport
o  Nilai harian anak
o  Pengetahuan
o  Pemahaman
o  Penerapan
o  Analisis
o  Sintesa
o  Evaluasi
F.     Teknik Analisis Data
       Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data regresi. Yaitu untuk mengetahui pengaruh antara variable bebas dengan variable terikat, dengan rumus sebagai berikut:
Y = a + bx
Untuk mengetahui besarnya nilai a dan b digunakan persamaan:


 





                                                               
Dimana :
Y =   Nilai yang diprediksikan
a =    Nilai konstanta harga Y jika X = 0
b =    Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variable Y, apabila X naik atau turun satu satuan
x =    Nilai variable bebas


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksar.
Chatib, Munif. 2009. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Hanggu, Benedict. 2009. Cara Jitu Menjadi Remaja Berprestasi. Messemedia.
http://aritmaxx.wordpress.com/2010/06/30/instrimen-penelitian/
Setyono, Ariesandi. 2006. Hypnoparenting: Menjadi Orang Tua Efektif Dengan Hypnosis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Slameto. 2008. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2007. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunarto, H., & Ny. B. Agung Hartono. 2006. Perkembangan peserta didik.    Jakarta: Rineka Cipta.
----------.2009. Undang-Undang RI nomor 14 Tahun 2005 & Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara